Jumat, 10 April 2009

laporan praktek mikro biologi kesling

LAPORAN PRAKTEK

Mata Kuliah : Mikrobiologi
Materi Praktek : Sensitivity Test
Hari/ Tanggal : Kamis, 6 November 2008
Kamis, 13 November 2008
Waktu : 10.15 – 12.15
Lokasi : Laboratorium Mikrobiologi
Pembimbing : 1. I Nyoman Purna, S.Pd
2. D A. A Posmaningsih, SKM

PENDAHULUAN

Antibiotik adalah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan zat-zat itu dalam jumlah yang sedikit juga mempunyai daya penghambat kegiatan mikroorganisme yang lain.
Sebelum suatu antibiotic digunakan untuk keperluan pengobatan maka perlulah terlebih dahulu antibiotic itu diuji efeknya terhadap spesies bakteri tertentu. Diletakkan beberapa kepingan kertas yang masing-masing mengandung antibiotic yang diuji dalam konsentrasi tertentu. Jika sudah 24 jam kemudian tak nampak pertumbuhan bakteri sekitar keeping-kepingan kertas tersebut, maka hal yang demikian itu berarti bahwa bakteri tercekik pertumbuhannya oleh antibiotic yang terkandung di dalamnya.
Sesuai keperluan, maka suatu antibiotic dapat diberikan kepada pasien dengan jalan penelanan atau penyuntikan. Penyuntikan dapat dilakukan intravena ( dalam pembuluh darah balik) atau intramaskuler ( dalam daging).




I. TUJUAN
Untuk mengetahui apakah bakteri tersebut resisten, intermediate, atau sensitive terhadap suatu antibiotic.



II. ALAT DAN BAHAN
Alat: - Cawan Petri Bahan: - Nutrien Agar ( NA)
- Kertas antibiotic sebagai antibiotik
- Inkubator
- Penggaris
- Alat Tulis
- Pipet tetes
- Tabel





III. CARA KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menyiapkan media. Media yang dicairkan kemudian ditampung di cawan Petri sekitar 20 cc
3. Menunggunya sampai membeku
4. Mengambil suspensi kuman
5. Mencelupkan kapas ke specimen kuman lalu menghapuskannya secara merata diatas media Natrium Agar
6. Menaruh kertas cakram sebagai antibiotic secara simetris kemudian ditutup kembali setelah itu di inkubasi pada suhu 37 derajat celcius 2x 24 jam
7. Mencatat dan membandingkannya dengan table antibiotik, apakah kuman tersebut resisten, intermediet, sensitive terhadap kertas cakram am, P, dan C.






IV. HASIL

Dari praktek di atas di dapatkan hasil sebagai berikut:
Tes Antibiotik E. Coli pada Tabung Amoxylin b Penicilin Gd Choraphenicol
I 7 mm 8 mm 25 mm
II 6 mm 7 mm 20 mm
III 7 mm 7 mm 20 mm
Tabel Antibiotik 22 mm 10 mm 20 mm
Keterangan Resisten Resisten Sensitive







V. KESIMPULAN
Dari praktek di atas dapat disimpulkan bahwa bakteri E. Coli sensitive terhadap Choraphenicol dan resisten terhadap Amoxylin dan Penicilin.




LAPORAN PRAKTEK

Mata Kuliah : Mikrobiologi
Materi Praktek : Pengenalan Mikroskop dan Pemeriksaan Mikroorganisme
Hari/ Tanggal : Kamis, 18 September 2008
Kamis, 25 September 2008
Waktu : 10.15 – 12.15
Lokasi : Laboratorium Mikrobiologi
Pembimbing : 1. I Nyoman Purna, S. Pd
2. I G A Made Aryasih, SKM



PENDAHULUAN

Di dunia ini ada banyak sekali kehidupan yaitu fkora, fauna, dan juga protista. Kita semua hidup berdampingan dan saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Manusia, hewan, tumbuhan serta mahluk hidup lainnya dalam hubungannya bisa saling menguntungkan dan bisa saling merugikan. Seperti halnya mikroorganisme yaitu mahluk hidup yang sangat kecil dan berjuta-juta jumlahnya yang kadang-kadang berbahaya dan menyebabkan penyakit bagi kita.
Mikroorganisme memiliki bentuk dan jenis yang berbeda mereka memiliki habitat hidup masing-masing. Telah banyak para ahli mengadakan penelitian dan telah menghasilkan beberapa penemuan baru sehubungan dengan pergerakan mikroba, kita memerlukan mikroskop untuk mengamatinya.
Mikroskop merupakan alat yang paling banyak digunalan dan paling bermanfaat dalam mikrobiologi. Dengan alat tersebut akan diperoleh pembesaran sehingga memungkinkan untuk melihat mikroorganisme dengan mata telanjang. Mikroskop memungkinkan pembesaran dalam kisaran seratus kali sampai ratusan ribu kali.
Kategori mikroskop adalah mikroskop cahaya ( optis ) dan mikroskop elektron. Kedua kategori berbeda dalam hal prinsip yang mendasari pembesaran. Mikroskop cahaya semuanya menggunakan sistem lensa optis, yang mencakup mikroskop medan terang, mikroskop medan gelap, mikroskop fluoresensi dan mikroskop perbedaan fase ( fase kontras). Mikroskop elektron menggunakan berkas elektron sebagai pengganti gelombang cahaya untuk memperoleh bayangan yang diperbesar.
Mikroskop medan terang sebuah mikroskop yang baik dengan perlengkapan optik medan terang merupakan alat paling dasar bagi seorang mikrobiologiawan. Seperti tercemin dari namanya mikroskopi medan terang adalah suatu bentuk mikroskop dengan medan yang mengelilingi spasimen kelihatan terang ( berwarna cerah). Sedangkan pesimennya memperlihatkan warna yang lebih gelap. Hal ini disebabkan karena cahaya dari sumbernya lewat melalui siatem-siatem lensa keatas tanpa menglami perubahan sehingga terbentuklah medan yang terang. Mikroskop medan terang tidak dilengkapi dengan kondes dan lensa-lensa obyektif khusus yang dapat menimbulkan efek khusus tertentu. Dan berbeda pula dengan mikroskop yang berlensa tunggal yang sederhana dari zaman Leeuwenhock, mikroskop yang umum dipakai di masa kini menggunakan dua sistem lensa terpisah yaitu lensa obyektif dan lensa okulea untuk menambah pembesaran, karena itu sering kali disebut juga sebagai mikroskop majemuk.



I. TUJUAN
1. Untuk dapat mengenal mikroskop dengan baik sehingga lebih mudah dalam
Menggunakannya.
2. Untuk dapat mengetahui bagian-bagian serta fungsi dari mikroskop.
3. Untuk dapat mengetahui jenis-jenis mikroorganisme.



II. ALAT DAN BAHAN
Alat: - Mikroskop
- Obyek glass
- Cover glass
- Pipet tetes

Bahan: - Air sampel ( air kotor)
- Larutan Eusin 2%
- Kapas




IV. CARA KERJA
A. Pengenalan Mikroskop
1. Menyiapkan mikroskop yang akan kita amati
2. Melihat bagian-bagiannya satu persatu
3. Mengamati dan mempelajari fungsi-fungsinya
4. Mencatat hal-hal yang dianggap penting agar lebih mudah mengingatnya.

B. Pemeriksaan Mikroorganisme
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengambil obyek glass yang telah dibersihkan dengan kapas
3. Mengambil satu tetes air sampel dan diteteskan di tengah-tengah obyek glass
4. Meneteskan larutan Eusin 2% diatas air sampel tadi
5. Menutupnya perlahan-lahan dengan cover glass usahakan agar tidak timbul gelembung
Udara.
6. Setelah posisinya benar mengamati di bawah mikroskop dan mencatat hasilnya.



V.HASIL
A. Gambar Mikroskop
















B. Gambar Mikroorganisme






































VI. KESIMPULAN
Kita dapat mengetahui jenis-jenis mikroorganisme dengan mikroskop. Dan kita dapat mengetahui bagian-bagian dan fungsi dari mikroskop.


LAPORAN PRAKTIKUM


Materi Kuliah : Mikrobiologi
Materi Praktek : Colony Count
Hari/ Tanggal : Kamis, 20 November 2008
Kamis, 27 November 2008
Waktu : 10.15-12.15
Lokasi : Laboratorium Mikrobiologi
Pembimbing : 1. Ni Made Marwati, S.Pd. ST. M.Si
2. I Nyoman Gede Suyasa, SKM


METODE
Total Plate count dengan cara agar tuang

I. TUJUAN
Mengetahui jasad renik yang terdapat pada sample

II. ALAT DAN BAHAN
Alat: - Cawan Petri
- Colony Counter
- Lampu Spritus
- Pipet ukur
- Tabung Reaksi
- Beker Glass

Bahan: - Larutan garam Fisiologis
- Nutrien Agar (NA)
- Roti
- Aqua
- Kertas Label

III. CARA KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menyalakan lampu spritus
3. Membuat pengenceran
- Menyiapkan dua buah tabung reaksi
- Mengisi masing-masing tabung reaksi dengan 9 ml air garam
- Kemudian 1 ml sapel baik aqua maupun larutan roti dimasukkan ke masing-masing tabung 1
- Memasukkan 1 ml larutan tabung I ke tabung II
- Menyiapkan masing- masing tiga buah cawan petri untuk masing-masing sampel yang telah berisi label
- Menuangkan larutan tersebut sebanyak 1 ml pada cawan petri I, 1 ml pada cawan petri II, dan 0,1 ml pada cawan petri III
- Menuangkan Nutrien Agar ke masing-masing cawan petri dan agar homogen digoyangkan membentuk angka delapan supaya merata
- Inkubasikan piaraan itu pada inkubator dengan suhu 37 derajat celcius selama 1 kali 24 jam.
4. Membuat Control
- Memasukkan 1 ml air garam steril ( garam fisiologis) ke dalam cawan petri, kemudian memasukkan Nutrien Agar lalu homogenkan dengan menggoyang-goyangkannya membentuk angka delapan supaya merata
- Mengisi kertas label dengan tulisan control
- Menginkubasikannya di dalam inkubator dengan suhu 37 derajat Celsius selama 1 kali 24 jam
5. Setelah genap 1 kali 24 jam menghitung koloni yang tumbuh dengan alat colony counter.



IV. HASIL
Dari cara kerja diatas diperoleh hasil sebagai berikut:

Pengenceran Jumlah Koloni
Roti: 10
10
10 128
106
86
Control Roti 9
Aqua: 10
10
10 35
11
6
Control Aqua 2

V. PEMBAHASAN
Untuk angka yang diperoleh sebagai SPC ( Standar Plate- Count) adalah sebagai berikut:
1. Pilih koloni yaitu yang jumlahnya antara 30-300
2. Yang dilaporkan yaitu 2 angka menjadi satuan dan persepuluh
3. Jika angka persatuan sama atau lebih besar dari 5 bulatkan menjadi persepuluh

Perhitungannya:

Sampel Roti:
Jumlah koloni = ( 128-9) x 1000 + (106-9) x 10.000 + (86-9) x 100.000
3
Jumlah koloni= 119.000+ 970.000+770.000
3

Jumlah Koloni = 2.929.666,7 koloni/ gram
Jumlah koloni = 2,9 x !0 koloni/ gram


Sampel Aqua:
Menurut petunjuk, plate yang dihitung koloninya yaitu yang berjumlah antara 30-300 jadi sampel aqua yang di hitung yang berjumlah 35 saja.

Jumlah koloni = (35-2) x 1000
1

Jumlah koloni = 33.000 koloni/ ml
Jumlah koloni = 3,3 x 10 koloni / ml



V. KESIMPULAN
Jadi jumlah koloni kuman pada sampel Roti adalah 2,9x 10 koloni/ gram dan jumlah koloni kuman pada sampel aqua adalah 3,3x 10 koloni/ ml.
























LAPORAN PRAKTIKUM


Materi Kuliah : Mikrobiologi
Materi Praktek : Kultur Air
Hari/ Tanggal : Kamis, 23 Oktober 2008
Kamis, 30 Oktober 2008
Waktu : 10.15-12.15
Lokasi : Laboratorium Mikrobiologi
Pembimbing : 1. Ni Made Marwati, S.Pd. ST. M.Si
2. I Nyoman Purna S.Pd


I.PENDAHULUAN
Penggunaan air khususnya air minum harus memenuhi syarat antara lain syarat mikrobiologis. Hal ini sehubungan dengan air minum merupakan media pembawa penyakit ( khususnya penyakit perut). Disamping itu air merupakan lingkungan yang amat mudah tercemar, tidak terkecuali tinja dan bahan pencemar lain. Sumber air yang mengandung bakteri coliform diklasifikasikan air yang kualitasnya rendah. Hal ini disebabkan ole pernyataan bahwa adanya bakteri coliform dalam air atau bahan lain, dikawatirkan mengandung bakteri pathoen yang berasal dari usus bersama tinja.
Dalam sumber air tidak hanya terdapat bakteri coliform, akan tetapi banyak jasad renik lain, baik yang termasuk indegenus maupun kontaminan dari suatu sumber.
Untuk mengetahui kualitas air secara mikrobiologis air dari suatu sumber harus diuji. Sedangkan sebagian besar jasad renik di dalam air telah ditimbulkan pada media laboratorium. Satu hal yang sangat menguntungkan bahwa dalam pemeriksaan air, tidak perlu semua jasad renik yang harus diuji, dan diketahui karena merupakan faktor penentu dari kualitas air adalah bakteri coliform.
Pemeriksaan air secara mikrobiologis diperlukan untuk air minimal 100 ml. Contoh air harus segera dibawa ke laboratorium dalam keadaan dingin. Apabila contoh air tidak segera dilakukan pengujian (setelah satu jam) maka contoh air itu boleh disimpan dalam tempat dingin/ refrigerator (tidak boleh lebih dari 24 jam).
Persyaratan lain yang ahrus disertakan pada contoh air yang akan diuji adalah keterangan lengkap tentang:
1. Nama dan alamat pengirim contoh air
2. Waktu dan tanggal pengambilan contoh air
3. Alasan perlunya dilakukan pemeriksaan
4. Jenis sumber air
5. Diolah/ tidak diolah
Contoh air yang akan diperiksa harus diambil dari sumbernya dengan cara yang benar.




II. STÁNDAR ANALISA

Stándar analisa air untuk mengetahui adanya bakteri coloform ada 3 melalui tahapan uji yaitu:

1. Uji duga (Presumtive Test)
Bertujuan untuk menduga adanya bakteri coli yang mempunyai sifat mampu memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan gas. Bakteri coli yang diduga meliputi semua bakteri gram negatif tdak membentuk spora , selnya membentuk sel pendek, bersifat fakultatif anaerob, membentuk gas dalam waktu 24 jam dari laktosa pada temperatur 37 derajat Celsius. Apabila terbentuk gas dalam waktu 24 jam kedua (48 jam) uji dinyatakan meragukan. Sedangkan apabila gas tidak terbentuk dalam waktu 48 jam uji dinyatakan negatif. Apabila hasil uji duga negatif, maka uji-uji berikutnya tidak perlu dilakukan karena dalam hal ini berarti pula tidak ada bakteri coli dalam contoh.

2. Uji Penetapan (Comfirmed Test)
Bertujuan untuk menegaskan hasil positif dari test perkiraan media yang secara umum digunakan adalah Brilliant Green Laktosa Bile Bronth (BGLBB 2%) ATAU BISA JUGA MENGGUNAKAN MEDIA SELEKTIF DAN DIFRENSIAL UNTUK BAKTERI COLI SEPERTI MISALNYA Endo Agar (EA). Pembacaan dilakukan dengan melihat 24-48 jam dengan melihat tabung-tabung yang positif. Test ini merupakan test yang minimal harus dikerjakan untuk pemeriksaan bakteriologis air.

3. Uji Lengkap ( Completed Test)
Bertujuan untuk mendapatkan hasil yang betul-betul lengkap dan memperkuat hasil uji sebelumnya. Biasanya dengan membuat isolasi/ piaraan murni dengan coloni yang tumbuh pada test penetapan. Uji ulang juga dimaksudkan untuk uji ulang apakah jasad renik yang diduga Coliform pada uji duga memang benar. Dalam ji lengkap dapat diamati morfologi dan fisiologi dari bakteri yang diduga coiform. Apabila semua kriteria dipenuhi dapat ditarik kesimpulan bahwa contoh air mengandung bakteri coliform.

III. PROSES PEMERIKSAAN
Prosedur pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan ragam seri tabung ganda yang terdiri dari : ( seri 5x10 ml, 1x1 ml, 1x 0,1 ml), ( seri 3x10 ml, 3x 1 ml, 3x 0,1 ml) dan ( seri 5x10 ml, 5x 1 ml, 5x0,1 ml).
Seri tabung yang digunakan tergantung dari sumber contoh air yang akan diperiksa.

TUJUAN
Untuk melacak adanya bakteri coliform dalam contoh air.

ALAT DAN BAHAN
Alat: - Botol contoh
- Tabung reaksi
- Tabung Durham
- Rak Tabung
- Pipet 10 ml dan 1 ml yang steril
- Pembakar bunsen
- Inkubator

Bahan: - Contoh air ( air sumur pompa tangan, sumur padmasana, keran dekat kantin)
- Media ( LB, BGLB) yang steril


CARA KERJA
A. Test Perkiraan (Presumtive Test)
1. Menyiapkan 7 tabung reaksi yang masing-masing berisi media laktosa bronth sebanyak 10 ml, disusun dalam rak tabung masing-masing tabung diberi tanda: nomor urut, volume, tanggal pemeriksaan
2. Mengambil dengan pipet steril bahan pemeriksaan yang telah disiapkan. Kemudian masukkan ke dalam tabung 1s/d 5 masing-masing 10 ml, tabung keenam sebanyak 1 ml, tabung ketujuh sebanyak 0,1 ml. Kemudian menggoyang-goyangkan masing-masing tabung agar specimen dan media bercampur rata.
3. Menginkubasikan pada temperature 35-37 derajat celcius selama 24 jam. Setelah 24 jam diperiksa ada tidaknya pembentukan gas pada tabung durham. Apabila ada gas test dinyatakan positif dan dilanjutkan dengan test penegasan.
4. Apabila dalam waktu 24 jam tidak terbentuk gas, dimasukkan kembali ke inkubator selama 24 jam, bila terbentuk gas test dinyatakan positif, dilanjutkan dengan test penegasan.
5. Apabila selama 2x24 jam tidak terbentuk gas maka test dinyatakan negatif uji selanjutnya tidak perlu dilanjutkan.

B. Test Penegasan ( Confirmated Test)
1. Dari tiap-tiap tabung presumptive yang positif, memindahkan 1-2 ose ke dalam tabung reaksi yang berisi 10 ml BGLB. Pekerjaan ini dibuat dalam 2 seri tabung BGLB.
2. Menginkubasikan satu seri tabung BGLB pada temperature 35-37 derajat celcius selama 24-48 jam (untuk memastikan adanya coliform ) dan satu seri lain diinkubasikan pada temperature 44 derajat celcius selama 24 jam ( untuk memastikan adanya coli tinja).
3. Melakukan pembacaan setelah 24-48 jam dapat melihat judul tabung BGLB yang positif gas.















IV. HASIL

NO. Nama Sampel Diperiksa tanggal Test perkiraan LB 37 drjat Test Penegasan Coliform BGLB 37 drjat Test Penegasan E. Coli BGLB 44 drjat MPN
100 ml

Cliform E. Coli
1. Sumur pompa tangan 23 Oktober 2008 5 1 1 5 0 0 5 1 1 38/100 88/100


2. Keran dekat kantin 23 Oktober 2008 5 1 1 5 0 0 5 1 1 38/100 88/100
3. Sumur di Padmasana 23 Oktober 2008 5 1 1 5 0 0 5 1 1 38/100 88/100




VI. KESIMPULAN
Dengan menggunakan metode 511 diperoleh sebanyak 38 kuman coliform dalam 100 ml air dan juga 88 kuman E. Coli pada air sampel yang artinya air tidak dapat dikonsumsi lagi kerena telah tercemar oleh E. Coli yaitu coli tinja.




















LAPORAN PRAKTIKUM


Materi Kuliah : Mikrobiologi
Materi Praktek : Pewarnaan Bakteri ( Sederhana, Gram dan BTA)
Hari/ Tanggal : Kamis, 9 Oktober 2008
Kamis, 16 Oktober 2008
Waktu : 10.15-12.15
Lokasi : Laboratorium Mikrobiologi
Pembimbing : 1.I Nyoman Mastra, SKM, S.Pd
2. I G A Made Aryasih, SKM

PENDAHULUAN
Pengecatan atau pewarnaan bakteri disini tentunya memrlukan zat warna. Zat warna adalah garam yang terdiri atas ion positif dan negative yang salah satunya berwarna. Hubungan bakteri dengan zat warna basa yang menonjol disebabkan terutama oleh adanya asam nukleat dalam jumlah yang besar dalam protoplasma sel. Jadi, jika bekteri itu diwarnai muatan negative dalam asam nukleat bakteri akan bereaksi dengan ion positif zat warna basa. Sebaliknya zat warna asam ditolak oleh muatan negative bakteri menyeluruh. Jadi apabila kita mewarnai olesan bakteri dengan zat warna asam, akan menghasilkan warna bakteri pada daerah latar belakang saja. Karena sel bakteri tidak berwarna diatas latar belakang yang berwarna, tehnik ini sangat berguna untuk mengamati bentuk keseluruhan sel yang sangat kecil.
Sedangkan zat warna tahan asam disebut juga zat warna Ziehl Nielsen (ZN). Zat warna ini khusus digunakan untuk membantu identifikasi kuman (bakteri) yang termasuk ke dalam marga Mycobakterium. Marga ini mempunyai banyak anggota, baik yang tidak menimbulkan penyakit maupun yang menimbulkan pathogen virulen. Sebagai contoh yang bersifat pathogen virulen( penyakit kronis dan awet) misalnya yang dewasa ini banyak didapat yaitu Penyakit Tubercolosis.
Pengecatan gram adalah salah satu prosedur yang paling berguna dalam mikrobiologi diagnostic. Spesimen yang diserahkan bila tercurigai terinfeksi bakteri sebaiknya dibuat hapusan pada gelas obyek, dicat gram, dan diperiksa secara mikroskopis.
Jika sediaan-sediaan kemudian kita cuci dengan air lalu dengan alcohol maka dua kemungkinan dapat terjadi. Pertama, zat warna tambah terhapus sehingga yang nampak ialah zat warna yang asli ( ungu). Dalam hal ini sediaan ( bakteri) disebut gram positif. Kedua, zat warna tambahan ( merah) bertahan hingga zat warna asli tidak tampak. Adapula bakteri yang pada usia tertentu berubah dari gram positif menjadi gram negative atau sebaliknya. Bakteri yang demikian disebut gram variable.








I. TUJUAN PRAKTEK
1. Pewarnaan Sederhana
- Untuk mengetahui morfologi bakteri
2. Pewarnaan Gram
- Untuk mengetahui prinsip-prinsip pewarnaan
- Untuk dapat membedakan antara bakteri gram positif dan bakteri gram negative
3. Pewarnaan Bakteri Tahan Asam
- Untuk mengetahui apakah sputum/ dahak terdapat BTA atau tidak
- Untuk dapat membedakan antara BTA dan Bakteri tidak tahan asam

II. ALAT DAN BAHAN
Alat: - Obyek glas
- Mikroskop
- Ose
- Lampu Spritus
- Jembatan pengecatan
- Baskom
- Cawan Petri
- Pipet tetes
- Kapas

Bahan: - Pewarna ( cat gram A,B,C,dan D)
1. gram A : CGV ( Carbon Gentian Violet)
2. gram B : Lugol
3. gram C : Aseton Alkohol
4. gram D : Karbon Fushin/ Sapranin
- Biakan Bakteri
- NaCl 0,85%
- Alkohol
- Air Bersih
- Xylol
- Sputum/ dahak
- ZNA ( Carbon Fuchin)
- ZNB ( Asam Alkohol)
-ZNC ( Methilen Biru)
- Minyak Emersi/ Amisol











III. CARA KERJA

1.Membuat Hapusan Bakteri
- Menyiapkan alat dan bahan
- Menyiapkan obyek glass dan membersihkannya dengan alcohol
- Mengambil 1-2 ose biakan bakteri dan membuat hapusan di tengah-tengah obyek glass dengan diameter lingkaran kurang lebih 1 cm
- Keringkan dengan cara mengangin-anginkan
- Setelah kering, obyek glass difiksasi atau dilewatkan diatas lampu spritus sampai berasap.
- Pengenceran bakteri dalam bentuk padat atau koloni (suspensi kuman) menggunakan gram fisiologi ( NaCl 0,85%)
2. Tahap Pewarnaan
A. Tahap Pewarnaan Sederhana
- Meletakkann preparat hapusan diatas jembatan pengecatan
- Ditetesi dengan pewarna CGV, diamkan selama 1-2 menit atau dengan karbon Fuchin/
Safranin dan diamkan selama 1 menit
- Membilas zat warna pada preparat dengan air mengalir
- Preparat dikeringkan dengan cara ditiriskan atau dengan menggunakan tissue
- Mengamati preparat mikroskop dengan pembesaran 1000 dibantu dengan menggunakan
Minyak emersi/ anisol

B. Tahap Pewarnaan Gram
- Meletakkan preparat diatas jembatan pengecatan
- Ditetesi dengan pewarna primer ( gram A ) dan diamkan selama 3 menit
- Membilas pewarna dengan air mengalir dan ditiriskan
- Setelah kering preparat ditetesi dengan pewarna kedua ( gram B ) dan diamkan selama
2 menit
- Preparat kembali dibilas dengan air mengalir dan ditiriskan
- Setelah kering preparat ditetesi dengan pewarna ketiga ( gram C ) dan didiamkan selama
30 detik
- Kemudian preparat kembali dibilas dengan air yang mengalir kemudian ditiriskan
- Setelah kering preparat ditetesi dengan pewarna keempat ( gram D ) dan didiamkan
selama satu menit
- Bilas kembali dengan air mengalir dan ditiriskan
- Preparat dikeringkan dengan tissue atau dengan udara panas
- Preparat diamait dibawah mikroskop dengan pembesaran 1000 dengan dibantu minyak
Emersi/ anisol

C. Tahap Pewarnaan Bakteri Tahan Asam
- Meletakkan preparat di jembatan pengecatan
- Menambahkan larutan karbon Fuchin (ZNA) dan panaskan preparat kurang lebih 5 menit hingga terlihat uap air
- Setelah dingin preparat dicuci dengan air
- Mencuci dengan asam alcohol selama 20 detik
- Mencuci dengan air untuk menghentikan pewarnaan
- Mewarnai dengan biru methilen selama 1 menit
- Mencuci kembali dengan air kemudian mengeringkannya
- Kemudian melihatnya dibawah mikroskop dengan minyak emersi/ anisol


IV. HASIL

A. Pewarnaan Sederhana
Menggunakan CGV didapat bentuk bakteri
Dengan warna biru.





B. Pewarnaan Gram
Diperoleh satu preparat hapusan dengan warna
Biru yang berarti bakteri gram positif dan merah
Bakteri gram negative.




C. Pewarnaan Bakteri Tahan Asam
Bakteri Tahan Asam berwarna merah sedangkan
Bakteri tidak tahan asam berwarna biru.







Keterangan:
1. Tidak ada BTA dalam 100 lapang pandang berarti (-)
2. Jika ada 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang berarti ditulis jumlah kuman BTA
3. Jika ada 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang berarti + (1+)
4. Jika ada 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang berarti ++ (2+)
5. Jika > 10 BTA dalam 1 lapang pandang berarti +++ (3+)

V. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dibawah mikroskop bakteri gram (+) berwarna biru dan bakteri gram (-) berwarna merah. Sedangkan pada pengamatan dibawah mikroskop BTA berwarna merah dan bakteri tidak tahan asam berwarna biru.














































LAPORAN PRAKTIKUM


Materi Kuliah : Mikrobiologi
Materi Praktek : Koefision Fenol
Hari/ Tanggal : Kamis, 4 Desember 2008
Kamis, 11 Desember 2008
Waktu : 10.15-12.15
Lokasi : Laboratorium Mikrobiologi
Pembimbing : 1. Nengah Mastra, SKM, S.Pd
2. I G A Made Aryasih, SKM


PENDAHULUAN
Angka yang digunakan dalam koefision fenil menggambarkan kemampuan bahan kimia disinfektan dibandingkan dengan fenol. Bila nilai koefision fenol lebih besar daripada 1 (satu) menandakan bahwa bahan kimia yang digunakan lebih efektif daripada fenol. Untuk menentukan nilai koefision fenol digunakan cara sebagai berikut: Dibuat beberapa pengenceran fenol kemudian dicampur dengan bakteri-bakteri Staphilococus Aureus dan Salmonela Thyphosa, kemudian dilihat pada pengenceran dimana fenol tersebut dapat membunuh bakteri-bakteri diatas dalam waktu 10 menit, tapi tidak membunuh dalam waktu 5 menit.
Makin besar koefision fenol suatu disinfektan berarti makin bagus kualitas disinfektan dalam membunuh kuman. Disinfektan yang dijual ditoko itu telah ditentukan konsentrasinya, sehingga konsumen/ pembeli tidak perlu lagi mengujinya.

I. TUJUAN
Untuk mengetahui kemampuan bahan kimia disinfektan atau antiseptic dibandingkan dengan fenol dalam membunuh bakteri.


II. ALAT DAN BAHAN
Alat: - Inkubator
- Ose
- Lampu Spritus
- Tabung reaksi
- Rak tabung
- Cawan Petri
- Pipet ukur
- Stopwatch
- Gelas Kimia

Bahan: - NA ( Natrium Agar)
- Fenol
- Disinfektan yang diuji
- Kertas label
- Bakteri ( Salmonela Thyphosa dan Staphylococus Aureus)
- Aqua steril ( Aquades)

III. CARA KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Membuat pengenceran fenol 1:90, 1:100 sedangkan untuk disinfektan 1:300, 1:350, 1:400, 1:450.
3. Membuat formulasi bakteri dengan cara mengambil biakan kuman dan mengencerkannya dalam aquades kurang lebih 10 cc, umumnya yang dipakai salmonella thyphosa dan staphilococus aureus
4. Memasukkan suspensi kuman ke dalam masing-masing pengenceran baik fenol maupun disinfektan masing-masing 0,5 ml dengan selang waktu 5 menit, 10 menit, 15 menit
5. Menyiapkan cawan Petri yang sudah berisi Nutrien Agar sesuai dengan
6. pengenceran, kemudian memindahkan kuman dari tabung ke dalam media sebanyak 1 ose.
7. Menginkubasikannya dalam suhu 37 derajat celcius didalam inkubasi selama 2x 24 jam.
8. Setelah 2x 24 jam kemudian cawan Petri diamati pertumbuhan bakterinya dan memanfaatkan hasilnya
9. Menghitung nilai koefision fenol dengan rumus:
Kf: Kuman mati terakhir waktu 10 menit disinfekatan
Kuman mati terakhir waktu fenol


V. HASIL
Dari percobaan diatas diperoleh hasil sebagai berikut:
Pengenceran Waktu
Fenol 5 menit 10 menit 15 menit
1:90
1:100 +
+ 0
+ 0
+
Desinfektan
1:300
1:350
1:400
1:450 0
+
+
+ 0
0
+
+ 0
0
0
+

Keterangan: + = hidup
0 = mati

VI. PERHITUNGAN
Kf = Kuman Mati waktu 10 menit desinfektan
Kuman mati waktu 10 menit fenol

Kf= 350
90
Kf= 3,9=4


VI. KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh hasil, yaitu nilai koefisien sebesar 4. Artinya yaitu desinfektan ini memiliki daya bunuh kuman atau bakteri Salmonela thyphosa dan Staphilococus aureus empat kali lebih besar daripada fenol.

1 komentar:

  1. Perimisi...
    aku mau tanya..
    sebenernya pemeriksaan seri 5:5:5 dan 5:1:1 tu untuk ap sih??

    perasaan aku, 5:5:5 untuk air ragam II (air nonolahan, kayak air sumur).
    dan 5:1:1 untuk air ragam I.

    tapi kok, di lap prak itu, air sumur dengan 5:1:1, aku jadi bingung...

    BalasHapus