Jumat, 10 April 2009

LAPORAN PRATIKUM

Mata Kuliah : Kimia Lingkungan

Materi Paktek : Asiditas dan Alkaliditas

Hati / Tanggal : Kamis, 9 Oktober 2008

Kamis, 16 Oktober 2008

Waktu : 08.00 – 10.00

Tempat Praktek : Lab. Kimia Lingkungan

Pembimbing : 1. Ni Made Marwati, S.Pd, ST.M.Si

2. Aburrahman, SKM

I. Tujuan

Mengetahui tingkas keasaman dan kebasaan suatu larutan beserta konsentrasi masing-masing larutan.

II. Metode

Titrasi Asam dan Basa.

III. Prinsip

Asiditas dan Alkaliditas dalam air dinetralkan dengan NaOH atau HCl dengan menggunakan indikator PP (Penol Ptealin) dan MO (Metil Orange).

IV. Alat dan Bahan

Alat :

1. Labu Elemeyer (250 ml)

2. Buret

3. Gelas Kimia

4. Pipet Tetes

5. Statif

6. Corong

7. Gelas Ukur (100 ml)

Bahan :

1. Indikator PP 0,1 %

2. Indikator PP 0,1 %

3. Larutan NaOH 0,1 N

4. Larutan HCl 0,1 N

5. Air Sampel

V. Cara Kerja

A. Asiditas

1. Ambil 100 ml air sampel dengan gelas ukur lalu masukan kedalam labu elemeyer.

2. Kemudian menambahkan 3 tetes indikaotr PP 0,1%

3. Kemudian menitrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai terjadi perubahan warna dari tidak berwarna sampai menjadi merah muda.

4. Kemudian mencatat jumlah NaOH yang dgunakan untuk titrasi.

5. Kemudian masuk ke dalam Rumus :

AJ = x P ml x N NaOH x f NaOH x ME CaCO3

B. Alkaliditas

1. Mengambil 100 ml air sampel dengan gelas ukur lalu masukan ke dalam labu elemeyer.

2. Kemudian menambah 3 tetes indikator MO 0,1 %

3. Kemudian mentritrasikan dengan menggunakan larutan HCl 0,1 N sampai terjadi perubahan warna dari kuningmenjadi jingga

4. Mencatat jumlah HCl 0,1 N yang digunakan untuk titrasi

5. Kemudian masukkan ke dalam rumus :

AJ = x Pml x NHCl x f HCl x ME CaCo3

VI. Data Percobaan

ASIDITAS

Ø Percobaan I

Standarisasi NaOH

f = 0,79

NaOH digunakan (P ml)

P ml I : 4,8 ml

II : 4,9 ml

III : 2,9 ml

+

12,6 ml

Rata-rata : 12,6 ml

= 4,2 ml

3

ME CaCO3 = Mr CaCO3 = 100

ē valensi 2

= 50

Asiditas jumlah :

AJ = x P ml x N NaOH x f NaOH x ME CaCO3

= x 4,2 x 0,1 x 0,79 x 50

= 165,9 mg/1 sebagai CaCO3

Ø Percobaan II

Standarisasi NaOH

F = 25

ml NaOH

= = 1,08 ml

NaOH digunakan (P ml)

P ml I : 2,6 ml

II : 3,5 ml

III : 6,8 ml

+

12,9 ml

Rata-rata : 12,9 ml

= 4,3 ml

3

ME CaCO3 = 50

Asiditas jumlah

AJ = x P ml x N NaOH x f NaOH x ME CaCO3

= x 4,3 x 0,1 x 50 x 1,08

= 232,2 mg/l sebagai CaCO3

Ø Percobaan III

Standarisasi NaOH ME CaCO3 =

f = = 0,79 = 50

P ml I : 3,8 ml

II : 3,5 ml

III : 2,0 ml

+

9,3 ml

Rata-rata : 9,3 ml

= 3,1 ml

3

Asiditas jumlah

AJ = x P ml x N NaOH x f NaOH x ME CaCO3

= x 3,1 ml x 0,1 N x 0,79 x 50

= 122,45 mg/l sebagai CaCO3

ALKALIDITAS

Ø Percobaan I

Standarisasi HCl

f =

= 0,82

P ml I : 11,5 ml

II : 11 ml

III : 12 ml

+

34,5 ml

Rata-rata : 34,5 ml

= 11,5 ml

3

ME CaCO3 = Mr CaCO3

ē valensi

= = 50

Alkaliditas Jumlah

LJ = x P ml x N HCl x f HCl x ME CaCO3

= x 11,5 x 0,1 x 0,82 x 50

= 471,5 mg/l sebagai CaCO3

Ø Percobaan II

Standarisasi HCl

f =

= 0,8

P ml I : 11 ml

ME CaCO3 =

= 50

Alkaliditas Jumlah

LJ = x P ml x N HCl x f HCl x ME CaCO3

= x 11 ml x 0,1 x 0,8 x 50

= 440 mg/l sebagai CaCO3

Ø Percobaan III

Standarisasi HCl

f = 0,75

P ml I : 12,4 ml

II : 11,3 ml

III : 11,4 ml

Rata-rata =

= 11,7 ml

ME CaCO3 = = 50

Alkaliditas Jumlah

LJ = x P ml x N HCl x f HCl x ME CaCO3

= x 11,7 x 0,75 x 0,1 x 50

= 438,75 mg/l

VII. Perhitungan

Asiditas Rata-rata

AJ rata-rata = AJ I + AJ II + AJ III

3

= 165,9 + 232,2 + 122,45

3

=

= 173,5 mg/l sebagai CaCO3

Alkaliditas Rata-rata

LJ rata-rata = LJ I + LJ II + LJ III

3

= 471,5 + 440 + 438,75

3

=

= 450, 1 mg/l sebagai CaCO3

VIII. Kesimpulan

Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa :

- Nilai Asiditas (AJ) adalah 173,5 mg/l sebagai CaCO3

- Nilai Alkaliditas (LJ) adalah 450, 1 mg/l sebagai CaCO3

IX. Pembahasan

KELOMPOK II

LAPORAN PRAKTEK

Mata Kuliah : Kimia Lingkungan

Materi Praktek : Pemeriksaan Zat besi

Hari dan Tanggal : Kamis, 23 Oktober 2008

Kamis, 30 Oktober 2008

Waktu Praktek : 08.00 – 09.30 Wita

Tempat Praktek : Ruang Lab. Kimia Lingkungan

Pembimbing : I Ketut Aryana, BE.SST

I Wayan Merta, SKM

I. Tujuan Praktek

Untuk mengetahui kandungan besi totoal dalam contoh atau sampel air.

II. Metode

Polorimetri dengan piosianat

III. Prinsip

Besi fero dioksidasi oleh KMnO4 dalam suasana asam membentuk besi feri dengan penambahan NH4CNS akan membentuk senyawa FeCS3 yang berwarna merah kecoklatan. Warna merah kecoklatan yang terjadi dibandingan dengan larutan standar besi yang ada. Atau alat tersebut dibaca dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang (A) 460 Absorbance yang didapat dibandingkan dengan absorbance standar yang diketahui konsentrasinya.

Reaksi kimianya :

Fe2+ KMnO4

H2SO4

Fe3+ + 3NS- Fe (CNS)3

IV. Alat dan Bahan

Alat :

1. 5 Tabung Nester 100 ml

2. Pipet ukur 10 ml

3. Pipet tetes

4. Gelas ukur 100 ml

5. Spektrofotometer

Bahan

1. Larutan standar besi (1 ml = 0,1 mg Fe)]

2. Larutan H2SO4 4N

3. Larutan NH4CNS 20% (KCNS)

4. Larutan KMnO4 0,1 N

5. Aquades

V. Cara Kerja

  1. Membuat larutan standar warna

- Menyiapkan sejumlah tabung nester (5 buah) dan beri nomor urut.

- Menambahkan larutan standar besi kedalam masing-masing tabung nester dengan volume bertingkat (0,3 ml, 0,5 ml, 0,8 ml, 1 ml)

- Menambahkan aquades sampai 50 ml atau tanda batas pertama

- Menambahkan 2,5 ml larutan H2SO4 4N ke dalam masing-masing tabung nester.

- Menambahkan tetes demi tets larutan KMnO4 0,1 N hingga berwarna merah muda dan tunggu ± 5 menit, amati perubahan warna yang ada. Bila warna merah muda hilang tambahkan lagi larutan KMnO4 0,1 N hingga warna merah muda stabil.

- Menambahkan 2,5 ml NH4CNS 20% kedalam masing-masing tabung.

- Menambahkan aquades hingga volume tetap 100 ml atau tanda batas kedua. Bila warna belum homogen goyang-goyang sampai warna homogen.

  1. Membuat Larutan Blanko

- Memasukkan aquades kedalam tabung nester sebanyak 50 ml

- Menambahkan 2,5 ml H2SO4 4N

- Menambahkan tets demi tetes KMnO4 01 N sampai berwarna merah muda

- Menambahkan 2,5 ml NH4CNS 20%

- Menambahkan aquades hingga volume 100 ml atau tanda batas kedua.

  1. Perlakuan sampel untuk pemeriksaan besi total

- Memasukkan 50 ml air sampel kedalam tabung nester

- Menambahkan 2,5 ml larutan H2SO4 4N

- Menambahkan tetes demi tetes KMnO4 hingga warna merah muda dan tunggu ± 5 menit kemudian mengamati perubahan warna. Apabila warna merah muda hilang, menambahkan lagi KMnO4 0,1 N hingga warna merah muda stabil.

- Menambahkan 2,5 ml NH4CNS 20%

- Menambahkan aquades hingga volume tetap 100 ml atau tanda batas kedua.

- Bila warna belum homogen maka goyang-goyang sampai gomogen

- Menghitung kandungan besi total dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 490 – 500 Nm.

VI. Data Percobaan

Percobaan I

Absorbance sampel = 0,009

Absorbance standar besi = 0,014

Konsentrasi larutan standar = 0,2

Percobaan II

Absorbance sampel = 0,077

Absorbance standar besi = 0, 100

Konsentrasi larutan standar = 0,2

VII. Perhitungan

Percobaan I

Kadar Fe = Absorbance sampel x Konsentrasi larutan standar

Absorbance larutan besi

= x 0,2

= 0,129 mg/ltr

Percobaan II

Kadar Fe = Absorbance sampel x Konsentrasi larutan standar

Absorbance larutan besi

= x 0,2 = 0,154 mg/ltr

VIII. Kesimpulan

a) Kandungan Fe pada air sampel percobaan I adalah 0,129 mg/l

b) Pada percobaan II dengan kandungan Fe = 0,154 mg/l

IX . Pembahasan

Dalam Permenkes 4. 16 tahun 1990 diatur mengenai kandungan besi (Fe) yang dibolehkan ada dalam air adalah 0,3 mg/l. Dan dalam Pergub No. 8 tahun 2007 Fe yang dibolehkan ada dalam air adalah 1 mg/l. Jika kandungan besi dalam air melewati ketentuan Permenkes dan Pergub maka air tersebut belum layak dikonsumsi. Dan jika kandungan besi dalam air masih di bawah ketentuan maka air tersebut masih layak konsumsi dengan syarat harus dipanaskan. Sehingga kandungan Fe pada percobaan I dan II masih layak dikonsumsi sesuai Pergub dan Permenkes namun air tersebut tetap harus melalui proses pemanasan